Kasus yang akan saya uraikan dalam
materi Operant Conditioning ini adalah beberapa perbuatan saya didalam keluarga
yang memiliki respon ataupun konsekuensi yang berbeda-beda yang saya dapatkan.
1.
Positive
Reinforcement
Tindakan operant conditioning pertama
yang saya lakukan adalah saat saya duduk di bangku SD saya belajar tilawah
(MTQ) dengan seorang guru mengaji, awalnya saya merasa kurang percaya diri
untuk memulai mengaji berirama seperti apa yang dicontohkan oleh guru saya,
namun lama kelamaan rasa percaya diri saya mulai muncul dan saya mulai berani
mengikuti irama mengaji guru saya. Keberanian ini muncul karena kedua orang tua
saya selalu memberikan saya keyakinan bahwa saya mampu untuk melakukannya.
Hingga suatu saat saya mulai mengikuti perlombaan tilawatil Quran (MTQ),
perlombaan yang pertama kali saya ikuti saya mendapat juara harapan 2, kemudian
saya menyadari bahwa saya memang mampu melakukannya dan saya harus menjadi
lebih baik lagi di perlombaan selanjutnya. Saya berfikir jika saya mengajinya lebih
baik lagi pasti saya akan mendapatkan posisi juara yang lebih baik pula, oleh
karena itu saya belajar lebih keras dan lebih giat lagi. Hingga pada perlombaan
berikutnya saya mendapat juara 3, juara 2, hingga juara 1.
Dalam
hal ini yang berperan sebagai :
a) Operant
Conditioning yaitu kesadaran semakin bagus mengaji semakin bagus pula gelar
juara yang dapat diraih.
b)
Perilaku Positif yaitu belajar mengaji.
c)
Positive Reinforcement yaitu pemberian
semangat dan dorongan dari orang tua.
d)
Secondary Reinforcement yaitu gelar
juara yang akan diraih, pujian
2. Negative Reinforcement
Tindakan
operant conditioning yang kedua adalah ketika saya mulai beranjak remaja saya
mulai memasuki masa pencarian identitas diri dan cenderung memiliki emosi yang
meledak-ledak. Saya menjadi lebih pemarah dan egois, pola belajar saya juga
sempat tidak teratur karena saya sering bepergian dengan teman-teman sekolah.
Suatu saat nilai ujian saya tidak sebagus biasanya dan saya merasa sangat
kesal, sesampainya dirumah saya menceritakan tentang nilai saya kepada kedua
orang tua saya, tetapi mereka tidak memarahi saya melainkan memberikan saya
sindiran-sindiran yang membuat saya merasa bersalah. Sejak itu saya mulai bisa
mengontrol diri saya dan sebisa mungkin mengatur pola belajar saya menjadi
lebih baik.
Dalam hal ini yang
berperan sebagai :
a)
Perilaku negatif yaitu pemarah, egois,
waktu belajar tidak teratur.
b) Negative
Reinforcement yaitu sindiran-sindiran yang diberikan orang tua.
3.
Punishment
Tindakan
operant conditioning yang ketiga adalah saat menjelang SNMPTN biasanya
bimbel-bimbel mengadakan beberapa try out untuk mengasah kemampuan para
siswanya. Saat beberapa kali diadakan try out di bimbel, nilai try out saya
tidak terlalu bagus hal ini dikarenakan saya yang tidak terlalu berkonsentrasi
belajar dan terlalu mementingkan smartphone yang saya gunakan. Orang tua saya
sangat marah melihat hal tersebut dan khawatir jika saya dibiarkan terus begini
maka kemungkinan besar nilai ujian di
SNMPTN nanti tidak bagus dan saya tidak dapat ulus di fakultas yang saya
inginkan. Oleh karena itu orang tua saya memberikan hukuman kepada saya dengan
menyita beberapa gadget dan smartphone yang telah difasilitasi untuk saya dan
menggantinya dengan handphone biasa yang hanya bisa digunakan untuk telepon dan
sms hingga saya lulus di fakultas yang saya inginkan. Hal ini mereka lakukan
agar saya dapat lebih berkonsentrasi belajara dan mendapatkan nilai yang lebih
baik.
Dalam hal ini yang
berperan sebagai :
a)
Perilaku negatif yaitu
penggunaan gadget dan smartphone yang berlebihan.
b) Punishment
yaitu menyita gadget dan smartphone.
No comments:
Post a Comment