Monday, March 5, 2012

Psikologi Pendidikan dan Fenomena Pendidikan


Psikologi Pendidikan dan Fenomena Pendidikan
Psikologi secara etimologis, berasal dari kata psyche yang berarti jiwa atau nafas hidup, dan logos atau ilmu. Selain itu, seorang ilmuwan bernama Rebek(1988) mengemukakan bahwa Psikologi pada mulanya digunakan para ilmuwan dan para filosof untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam memahami akal pikiran dan tingkah laku aneka ragam makhluk hidup mulai dari yang primitif sampai yang modern. Namun ternyata tidak cocok, dikarenakan menurut para ilmuwan dan filosof, psikologi memiliki batasan-batasan tertentu yang berada di luar kaidah keilmuan dan etika falsafi. Oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku dan proses mental.
Pendidikan secara harfiyah adalah usaha sadar yang di lakukan oleh pendidik terhadap peserta didik, untuk mewujudkan tercapainya perubahan tingkah laku, budi pekerti, keterampilan, dan kepintaran secara intelektual, emosional dan spiritual.
Jadi, Psikologi Pendidikan adalah cabang ilmu psikologi yang mengkhususkan diri pada cara memahami proses belajar dan mengajar dalam lingkungan pendidikan.
Pendapat Tokoh Psikologi Pendidikan :
1.      William James (1842-1910)
Memberikan serangkaian kuliah yang bertajuk “Talk to Teacher”. Dalam kuliah ini James mendiskusikan tentang aplikasi psikologi untuk mendidik anak. James memberikan sumbangan pemikiran akan pentingnya mempelajari proses belajar dan mengajar dikelas guna meningkatkan mutu pendidikan.

2.      John Dewey
Dewey mengatakan bahwa :
 a) anak-anak merupakan pembelajar aktif (active learner)
 b) Pendidikan seharusnya difokuskan pada anak secara keseluruhan dan memperkuat      kemampuan anak untuk beradaptasi di lingkungannya
c) Semua anak layak mendapatkan pendidikan
     3.    E.L Thorndike
            Berpendapat bahwa salah satu tugas pendidikan di sekolah yang paling penting adalah menanamkan keahlian penalaran pada anak.
            Psikologi pendidikan menitikberatkan konsentrasinya dalam persoalan pembelajaran, yakni persoalan yang erat kaitannya dengan peserta didik, oleh karena itu yang menjadi sasaran utama dalam dunia psikologi pendidikan adalah para pendidik ataupun guru. Para pendidik ini dtuntut untuk menguasai psikologi pendidikan agar dalam proses belajar mengajar mereka mampu menjalankan fungsinya sebagai tenaga pengajar dan mampu menciptakan kondisi yang efektif selama proses belajar mengajar berlangsung.

FENOMENA PENDIDIKAN
           
Banyak fenomena yang terjadi dalam dunia pendidikan di Indonesia, fenomena-fenomena tersebut sudah lazim terjadi bahkan dapat dengan mudah kita jumpai di sekitar kita. Salah satu fenomena pendidikan yang terjadi di Indonesia adalah adanya kesenjangan sosial yang mengakibatkan terjadinya perbedaan kualitas pendidikan yang diperoleh. Kehidupan di perkotaan cenderung memiliki kualitas pendidikan yang jauh lebih baik dibandingkan di pedesaan. Pendidikan di perkotaan jauh lebih canggih dan lebih modern dibandingkan di pedesaan yang bahkan terkadang memiliki bangunan sekolah yang sudah tidak layak pakai. Tidak hanya itu, sekolah yang ada di pedesaan terkadang memiliki jarak yang cukup jauh dari pemukiman warga yang menyebabkan anak-anak yang ingin ke sekolah harus berjalan kaki  berjam-jam bahkan harus menyeberangi sungai dengan jembatan yang hampir ambruk. Seperti  yang baru-baru ini diberitakan bahwa di daerah Banten anak-anak menyeberangi jembatan yang terputus demi berangkat ke sekolah, tentu saja hal ini membahayakan diri mereka sendiri. Hal ini sangat bertolak belakang dengan kualitas dan fasilitas pendidikan yang disediakan di perkotaan. Anak-anak di perkotaan dapat dengan mudah berangkat ke sekolah tanpa harus menyeberangi sungai terlebih dahulu, selain itu sekolah mereka sudah berstandar internasional dengan kualitas staf pengajar yang jauh lebih baik dibandingkan staf pengajar di pedesaan. Hal ini seharusnya sudah dapat diperbaiki oleh pemerintah dengan membentuk suatu sistem pendidikan yang baru yang dapat memberikan kualitas dan fasilitas pendidikan yang merata di berbagai daerah di Indonesia karena setiap anak memiliki hak yang sama dalam dunia pendidikan tanpa harus membedakan status sosial.Dengan begitu kualitas pendidikan di Indonesia dapat menjadi lebih baik lagi.
Sumber:

No comments:

Post a Comment